Adang Taun Dal adalah sebuah tradisi Keraton Kasunanan Surakarta yang diadakan tiap delapan tahun sekali. Raja keraton menanak nasi dan membagi-bagikannya kepada pegawai keraton dan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, prosesi menanak nasi memang benar-benar dilakukan oleh raja dan kerabat istana.
Peralatan dan beras yang digunakan tentunya merupakan pilihan terbaik. Untuk menanak nasi, digunakan dandang khusus bernama Dandang Kyai Duda. Menurut cerita, dandang ini adalah peninggalan Joko Tarub. Periuk yang digunakan bernama Nyai Rejeki. Sedangkan beras yang digunakan pun merupakan beras nomor satu yaitu wulu rojo lele.
Upacara Adang Tahun Dal dipersiapkan dengan teliti, lama, dan perlu biaya besar. Oleh karena itu, upacara ini sangatlah melelahkan. Tradisi langka ini sangat sulit dilakukan oleh orang di luar keraton. Namun, tradisi ini menumbuhkan rasa kebersamaan antara Raja dan para abdi dalem. Rakyat pun sangat menghargai tradisi ini. Mereka senang telah mendapat perhatian raja dan kehormatan mendapatkan nasi yang ditanak oleh Raja.