Kebun Teh Medini terletak di Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Letaknya 2.050 meter di atas permukaan laut, di sisi utara Gunung Ungaran. Kebun teh ini sudah ada sejak masa penjajahan Belanda tahun 1901. Luas kebun adalah 386,82 hektare.
Daerah perkebunan Medini itu tidak banyak diketahui wisatawan. Masyarakat yang tahu keberadaannya adalah masyarakat di sekitar Pegunungan Ungaran dan pendaki gunung, itu pun tak semua. Pendaki Pegunungan Ungaran bisa memilih Kebun Teh Medini sebagai salah satu rutenya. Usai melewati Kebun Teh Medini, para pendaki tersebut bisa beristirahat di barak Promasan.
Jalan menuju Kebun Teh Medini jangan dibandingkan dengan jalan protokol di tengah kota.Mengingat kebun terletak di dataran tinggi, hanya beberapa kendaraan yang sanggup menaklukkannya. Truk pengangkut teh tentu saja didesain bisa melewati jalan yang demikian terjal serta tidak mulus. Kendaraan roda dua dan jip jadi pilihan kedua menaklukkan jalanan itu.
Untuk mengatasi kesulitan berkendara, disarankan para pengunjung melewati jalur dalam desa. Jalur desa sedikit lebih mudah karena minim jalanan berbatu.Penduduk desa yang ramah siap membantu para penjelajah pegunungan.
Usai berjalan-jalan di sekitar perkebunan teh, sejumlah lokasi wisata lainnya sudah menanti. Pabrik Teh Medini, Curug Lawe, Gua Jepang Promasan adalah tiga tempat yang bisa langsung dikunjungi di sekitar kebun teh.
Curug Lawe di Medini berbeda dengan Curug Lawe di dekat Curug Benowo meskipun bernama sama. Curug Lawe ini bisa diakses sekitar 20 menit dari pintu tiket masuk. Sayangnya, meskipun berpotensi wisata sangat tinggi, daerah curug susah dijangkau sebab jalanannya jauh dan sulit. Di sana, wisatawan dapat menemukan hewan-hewan liar berkeliaran.
Sementara itu, Gua Jepang Promasan terletak di Dukuh Promasan, Desa Promasan. Dukuh tersebut hanya berpenduduk sekitar 20 Kepala Keluarga. Letak gua berada di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.
Saat menginjakkan kaki ke mulut gua Promasan, penjelajah harus menundukkan kepala supaya bisa masuk ke dalam gua. Lorong gua tersebut sempit dan hanya berketinggian sekitar dua meter. Lintasan gua berbentuk L. Tidak seperti mulut gua yang butuh perjuangan sedikit ekstra untuk masuk, akses jalan setelah memasukinya cukup luas. Di kanan-kiri gua terdapat ruangan sekitar 4×3 meter.
Untuk memasuki gua, para penjelajah harus sudah berbekal peralatan lengkap. Cahaya sangat-sangat minim di dalam gua sehingga harus dibantu penerangan lampu. Aroma harum dupa hio akan dapat tercium di dalam gua.
