Napak Tilas Detik-detik Kemerdekaan Indonesia di Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Napak Tilas Detik-detik Kemerdekaan Indonesia di Museum Perumusan Naskah Proklamasi

0
Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Fakta Singkat Mengenai Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok):

sewa mobil online
  1. Terdapat empat ruangan di dalam Munasprok.
  2. Ruangan di dalam Munasprok dibuat sedemikian rupa sehingga menggambarkan suasana serupa peristiwa bersejarah di Indonesia tersebut.
  3. Salah satu acara yang digelar pengelola Munasprok adalah napak tilas Proklamasi Kemerdekaan

Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok) adalah sebuah gedung di Jalan Imam Bonjol No. 1, RT 9 RW 4, Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10310. Museum ini diresmikan pada tanggal 24 November 1992.

Gedung yang digunakan untuk Munasprok didirikan pada tahun 1920 di tanah seluas 3.914 meter persegi. Luas bangunan gedung bergaya Eropa itu adalah 1.138 meter persegi.

Gedung ini telah beberapa kali berpindah tangan dan berganti fungsi sebelum akhirnya menjadi sebuah museum. Gedung Munasprok pertama kali dikelola oleh PT Asuransi Jiwasraya. Setelah itu, gedung tersebut diambil alih oleh British Consulate General saat Perang Pasifik (1937-1945) berlangsung.

Saat Jepang mengambil alih kekuasaan atas gedung tersebut, Laksamana Muda Tadashi Maeda menggunakan gedung tersebut sebagai kantor. Maeda menjabat sebagai Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat. Gedung tersebut masih menjadi kediaman Maeda setelah Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945). Namun, pada saat Sekutu mendarat di Indonesia pada September 1945, tentara Inggris mengambil alih gedung tersebut untuk kemudian dijadikan markas.

Baca :   Museum Tekstil Jakarta Punya Misi Melestarikan Budaya Tekstil Tradisional

Kedutaan Inggris mengontrak gedung tersebut sampai dengan tahun 1981 segera setelah masa peperangan berakhir. Usai kontrak berakhir, penyerahan pengelolaan gedung dilaksanakan pada 28 Desember 1981. Sejak saat itu, gedung dikelola oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Perpustakaan Nasional sempat mnenggunakan gedung ini sebagai pusat perkantoran pada tahun 1982. Setelah itu, atas usulan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Nugroho Notosusanto, melihat dari makna historis yang dikandung oleh gedung tersebut, Direktorat Permuseuman menjadikan gedung tersebut sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Surat Keputusan Mendikbud No. 0476/1992 tanggal 24 November 1992 mengukuhkan status gedung sebagai Munasprok.

Diorama di Museum Perumusan Naskah Proklamasi (foto: vidio.com)
Diorama di Museum Perumusan Naskah Proklamasi (foto: vidio.com)

Ruangan di dalam Munasprok dibagi menjadi empat sesuai dengan fungsi ruangan pada masa-masa menjelang kemerdekaan Indonesia. Berikut sedikit deskripsi tentang ruang-ruang tersebut:

Lantai 1

Ruang Pertama dulunya merupakan ruang kantor Laksamana Muda Maeda. Saat ini, ruangan tersebut ditata sedemikian rupa sehingga menggambarkan suasana menjelang Proklamasi. Di ruang ini, para pengunjung bisa merasakan suasana saat BPUPKI dan PPKI dibentuk.

Ruang Kedua adalah tempat Dwitunggal Soekarno-Hatta mengadakan rapat bersama. Rapat tersebut diadakan di meja bundar bersama dengan tokoh-tokoh lain seperti B. M. Diah dan Soediro. Saat itu, waktu menunjukkan pukul tiga pagi. Soekarno membuat draft pertama Naskah Proklamasi di ruangan ini. Naskah tersebut ditulis tangan oleh Soekarno sendiri sebelum akhirnya diketik oleh Sayuti Melik. Saat ini, pengunjung bisa melihat-lihat bagaimana suasana ketika Soekarno mengumandangkan Proklamasi di rumahnya yang beralamat di Jalan Pegangsaan Timur.

Baca :   Gedung Joang 45, Museum Tempat Peninggalan Bung Karno Disimpan

Ruang Ketiga adalah tempat penandatanganan Naskah Proklamasi. Soekarno dan Hatta menandatangani naskah tersebut disaksikan oleh tokoh-tokoh pemuda Indonesia. Di ruangan ini, Soekarno memutuskan untuk membacakan naskah tersebut di halaman depan rumahnya. Saat ini, gambar-gambar suasana mempertahankan kemerdekaan dipajang di ruangan yang memiliki piano yang diletakkan di bawah tangga tersebut.

Ruang Keempat merupakan ruang yang memamerkan benda-benda yang dipakai para tokoh yang hadir saat perumusan Naskah Proklamasi. Ada pulpen, jam tangan, hingga baju yang dikenakan para tokoh. Di ruangan ini, Sayuti Melik mengetikkan Naskah Proklamasi. Dia ditemani oleh B. M. Diah pada waktu itu.

Diorama di Museum Perumusan Naskah Proklamasi (foto: Robert J. Steiner)
Diorama di Museum Perumusan Naskah Proklamasi (foto: Robert J. Steiner)

Lantai 2

Ruang Pertama berisi peninggalan sejarah menjelang Proklamasi. Di ruang ini, terdapat arsip Koran Asia Raya tertanggal 9 September 1944 serta foto-foto berkenaan dengan suasana menjelang Proklamasi.

Ruang Kedua memamerkan peninggalan sejarah sekitar Proklamasi. Benda-benda tersebut antara lain hasil scan teks Proklamasi, radio, kaset pembacaan teks Proklamasi, mata uang tahun 1942 dan 1945, serta piringan hitam.

Ruang Ketiga mengajak pengunjung mengingat beratnya mempertahankan kemerdekaan. Foto-foto perang sesudah Indonesia merdeka, patung dada Sutan Syahrir, stempel pasukan hantu maut, dan poster-poster ada di ruangan tersebut.

Baca :   Menyimak Sejarah Jakarta Beserta Peninggalan Bersejarah Kota Tersebut

Ruang Keempat menyimpan koleksi-koleksi pribadi tokoh-tokoh yang hadir saat diadakannya rapat menentukan teks Proklamasi.

Meskipun menyediakan kembali suasana ketika menjelang Proklamasi, semua furnitur dan mebel di Munasprok adalah replika. Mebel-mebel tersebut di antaranya adalah rak loker, piano, meja, kursi tamu, dan ruang rapat. Alasan mengapa museum ini tidak menyimpan benda aslinya adalah karena rumah tersebut dijarah orang pada tahun 1945 sehingga bukti-bukti saksi sejarah ini hilang. Akan tetapi, tata letak mebel-mebel ini tetap dipertahankan sebagaimana aslinya.

Selain ruangan-ruangan di dalam bangunan, terdapat pula sebuah bunker rahasia tempat Laksamana Muda Maeda menyimpan dokumen-dokumen penting. Bunker tersebut memiliki ukuran 5x3x1,5 meter.

Untuk menarik pengunjung dan melestarikan sejarah, pengurus Munasprok mengadakan berbagai kegiatan yang diadakan menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia. Salah satu kegiatannya adalah napak tilas dari Museum Joang 45, Munasprok, hingga Tugu Proklamasi.

Simak Juga : Sejarah Jakarta


Sewa mobil di Jakarta sekarang jadi mudah dengan aplikasi DOcar – Solusi Sewa Mobil Pilihan Anda. Unduh aplikasi DOcar tanpa dipungut biaya alias GRATIS di Google PlayStore. Pastikan Anda membagikan artikel ini ke keluarga dan teman-teman Anda jika Anda mendapati artikel ini menambah wawasan umum Anda; karena ilmu tidak akan habis walau dibagi.


sewa mobil online