Fakta Cepat Mengenai Pulau Kemaro:
- Merupakan sebuah delta kecil di Sungai Musi
- Terkenal dengan legenda kisah cinta Siti Fatimah dan Tan Bun An
- Adalah destinasi wisata budaya maupun religi
Selayang Pandang
Pulau Kemaro adalah sebuah pulau yang terletak tidak jauh dari Jembatan Ampera yaitu hanya sekitar 6 kilometer. Sejatinya, pulau ini adalah sebuah delta kecil di Sungai Musi. Letak Pulau Kemaro adalah di antara Pertamina Plaju, Pabrik Pupuk Sriwijaya, dan Sungai Gerong. Bisa dibilang bahwa pulau ini terletak di daerah industri. Dari pusat kota Palembang, pulau ini berjarak sekitar 40 kilometer.
Kisah Cinta Tragis Siti Fatimah dan Tan Bun Ah
Masyarakat sekitar Pulau Kemaro umumnya percaya dengan legenda kisah cinta seorang putri Kerajaan Sriwijaya bernama Siti Fatimah dan bangsawan Tionghoa bernama Tan Bun Ah. Alkisah, Pangeran Tan Bun Ah datang dari Tiongkok ke Palembang untuk berdagang. Dia bertemu dengan Raja Palembang untuk meminta izin. Ketika itulah, dia bertemu putri raja yang bernama Siti Fatimah. Keduanya jatuh hati dan memadu kasih.
Hubungan mereka berlanjut serius hingga keduanya memutuskan untuk menikah. Sebelum berniat menuju pelaminan, Tan Bun Ah mengajak Siti Fatimah ke daratan Cina untuk bertemu orang tuanya. Orang tua Tan Bun Ah memberikan tujuh buah guci sebagai hadiah.
Usai mengunjungi orang tua Tan Bun Ah, mereka berdua kembali ke Palembang, Ketika kapal yang ditumpangi mereka sampai di perairan Sungai Musi, Tan Bun Ah melihat isi guci yang dihadiahkan orang tuanya. Betapa kagetnya dia ketika guci-guci tersebut hanya berisi sawi asin. Entah karena marah atau malu, Tan Bun Ah spontan saja membuang guci-guci tersebut ke Sungai Musi.
Ketika akan membuang guci ketujuh, guci tersebut pecah. Tak dinyana, di bawah sayur-sayuran yang sudah membusuk itu, terdapat emas. Orang tua Tan Bun Ah sengaja meletakkan emas-emas tersebut di bagian bawah guci dan menutupinya dengan sayuran agar terhindar dari ancaman bajak laut. Dia pun sadar orang tuanya sebenarnya memberikan dirinya tujuh guci berisikan emas. Tanpa berpikir panjang lagi, dia langsung menceburkan diri ke sungai hendak menyelamatkan guci-guci tersebut.
Siti Fatimah yang menunggu Tan Bun Ah muncul ke permukaan akhirnya ikut menceburkan diri ke sungai. Sayangnya, keduanya diperkirakan meninggal karena tenggelam. Legenda turun-temurun ini masih populer di kalangan orang Kemaro. Masyarakat pun masih sering datang mengenang pasangan tersebut di pulau ini.
Pohon Cinta dan Mitos Cinta Pulau Kemaro
Selain kisah cinta Siti Fatimah dan Tan Bun Ah yang berakhir tragis, ada pula mitos cinta yang beredar di kalangan masyarakat Kemaro. Konon katanya, jika pasangan menuliskan nama mereka di pohon cinta, mereka akan berakhir di pelaminan. Inilah sebabnya Pulau Kemaro juga sering disebut Pulau Jodoh.
Kelenteng Hok Tjing Rio dan Kuil Buddha Simbol Keberagaman Masyarakat
Di Pulau Kemaro, terdapat kuil Buddha dan vihara bernama Klenteng Hok Tjing Rio. Kedua tempat ibadah ini merupakan warisan sejarah, religi, sekaligus budaya bagi rakyat Pulau Kemaro dan sekitarnya.
Upacara Cap Go Meh dan Tahun Baru Imlek setiap tahun diadakan di kelenteng Hok Tjing Rio. Klenteng tersebut lebih dikenal dengan nama Klenteng Kuan Im. Sudah ada sejak tahun 1962, klenteng tersebut tentunya menjadi salah satu daya tarik wisata di Pulau Kemaro. Masih di sekitaran kompleks klenteng, terdapat pagoda berlantai sembilan yang menjulang di tengah-tengah pulau.
Sewa mobil di Palembang sekarang jadi mudah dengan aplikasi DOcar – Solusi Sewa Mobil Pilihan Anda. Unduh aplikasi DOcar tanpa dipungut biaya alias GRATIS di Google PlayStore. Pastikan Anda membagikan artikel ini ke keluarga dan teman-teman Anda jika Anda mendapati artikel ini menambah wawasan umum Anda; karena ilmu tidak akan habis walau dibagi.