Jembatan Ampera, Jembatan Kebanggaan Warga Palembang

Jembatan Ampera, Jembatan Kebanggaan Warga Palembang

0
Jembatan Ampera
Jembatan Ampera

Fakta Cepat Mengenai Jembatan Ampera:

sewa mobil online
  1. Merupakan ikon Kota Palembang
  2. Dibangun dengan biaya dari dana pampasan perang Jepang
  3. Dulu badan jembatan bisa diangkat sehingga kapal bisa lewat di antaranya
  4. Onderdil jembatan dicuri orang pada masa Reformasi
  5. Sering dijadikan tempat festival air

Selayang Pandang

Jembatan Ampera adalah jembatan yang menghubungkan antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Kedua daerah tersebut dipisahkan oleh Sungai Musi. Jembatan ini dibangun pada April 1962 dengan menggunakan anggaran yang didapat dari pampasan perang Jepang. Sebelum dibangun, rencana pembangunan jembatan terlebih dahulu disetujui oleh Presiden Soekarno.

Sebelum bernama Jembatan Ampera, jembatan yang berada di tengah-tengah Kota Palembang itu dinamakan Jembatan Bung Karno. Nama Bung Karno dipilih sebagai nama jembatan karena rakyat merasa beliau sangat memperjuangkan keinginan masyarakat Palembang menyatukan dua kawasan Seberang Ulu-Seberang Ilir. Akan tetapi, saat terjadi pergolakan politik di Indonesia (muncul gerakan anti-Soekarno), tepatnya di tahun 1966, jembatan tersebut berganti nama menjadi Jembatan Ampera. Ampera adalah singkatan dari “Amanat Penderitaan Rakyat” yang merupakan slogan rakyat pada masa itu.

Baca :   Jakabaring Sports Complex : Kompleks Olahraga Tempat Penyelenggaraan Event Internasional

Berikut ini struktur Jembatan Ampera:

Panjang                       : 1.117 meter (bagian tengah 71,90 meter)

Lebar                           : 22 meter

Tinggi                          : 11,5 meter dari permukaan air

Tinggi Menara             : 63 meter dari permukaan tanaha

Jarak antara Menara    : 75 meter

Berat                           : 944 ton

 

Pernah Bisa Dilewati Kapal

Bagian tengah Jembatan Ampera dulunya pernah bisa diangkat dan dikontrol naik turunnya. Jembatan akan diangkat manakala ada kapal hendak lewat menyusuri Sungai Musi. Kapal-kapal tersebut umumnya membawa dagangan dan memanfaatkan Sungai Musi sebagai jalur distribusi laut. Akan tetapi, pada tahun 1970, jembatan tidak lagi dioperasikan naik turun. Hal ini sebagai akibat dari semakin padatnya lalu lintas transportasi darat yang melewati Jembatan Ampera. Bayangkan saja, untuk mengangkat jembatan, diperlukan waktu sekitar 30 menit. Hal ini tentunya mengganggu arus lalu lintas transportasi darat.

Baca :   Monpera (Monumen Perjuangan Rakyat Kota Palembang)

Jadi Salah Satu Objek Wisata Paling Terkenal di Palembang

Jembatan Ampera adalah tengara/landmark paling terkenal di Kota Pempek Palembang. Oleh karena itu, tidak heran apabila wisatawan dari luar daerah/luar negeri ingin melihat dan merasakan melewati jembatan tersebut. Keindahan pemandangan Kota Palembang tampak terlihat jelas ketika melintasi Jembatan Ampera. Untuk menambah nilai wisata, tata letak lampu dan teknik pencahayaan Jembatan Ampera dikelola secara khusus. Hal ini tentu saja menyebabkan kemegahan jembatan dapat terlihat sempurna.

Baca :   Wisata Air di Fantasy Island Palembang

Sebagai sarana pendukung wisata, berbagai akomodasi baik hotel maupun tempat makan tersebar di sekitar Jembatan Ampera. Sarana akomodasi ini diperuntukkan bagi baik kalangan menengah ke atas maupun menengah ke bawah. Para wisatawan bebas memilih sarana akomodasi yang mereka inginkan.

Tambahan pula, pada hari-hari tertentu, ada penyelenggaraan festival air di Sungai Musi. Kontes menghias perahu, menyeberang sungai, dan perlombaan perahu adalah beberapa acara yang biasa digelar pada festival air tersebut.


Sewa mobil di Palembang sekarang jadi mudah dengan aplikasi DOcar – Solusi Sewa Mobil Pilihan Anda. Unduh aplikasi DOcar tanpa dipungut biaya alias GRATIS di Google PlayStore. Pastikan Anda membagikan artikel ini ke keluarga dan teman-teman Anda jika Anda mendapati artikel ini menambah wawasan umum Anda; karena ilmu tidak akan habis walau dibagi.


sewa mobil online