Kelurahan Sudiroprajan, Solo, yang sering juga disebut sebagai salah satu Chinatown-nya Kota Solo, sejak tahun 2007 mengadakan acara budaya bertajuk Grebeg Sudiro. Acara ini digelar setiap tahun berdekatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek.
Setiap tahun, sebelum Grebeg Sudiro digelar, terlebih dahulu warga Sudiroprajan menggelar Kirab Sedekah Bumi. Setelah itu, pada malam tahun baru Imlek, diadakan pesta kembang api di Kelentang Tien Kok Sie.
Grebeg Sudiroprajan mengangkat tema perbedaan dan persatuan. Terang saja, warga Sudiroprajan berasal dari berbagai etnis; di antaranya etnis Tionghoa dan etnis Jawa. Mereka bersatu padu mempersembahkan sebuah gelaran budaya yang meriah dengan suasana Imlek.
Kelompok-kelompok seni budaya keluarahan Sudiroprajan mempertunjukkan kebolehan mereka saat acara berlangsung. Mereka ikut karnaval budaya keliling kota. Sebagai sajian hiburan khas Imlek, Tari Naga dan Barongsai pun dipertunjukkan.
Selain sajian seni budaya, pemasangan lampion di sekitar Pasar Gede Hardjonagoro serta Kelenteng Tien Kok Sie sudah menjadi ikon Grebeg Sudiro. Pada tahun 2013, sebuah gapura dipasang sehingga tambah memeriahkan suasana.
Berbeda dengan grebeg-grebeg yang diadakan keraton, Grebeg Sudiro menyediakan gunungan dari kue keranjang. Satu gunungan berbentuk kerucut mewakili budaya Jawa, satu lagi berbentuk kelenteng mewakili budaya Tionghoa.
Usai diarak, kedua gunungan dibagi-bagikan kepada pengunjung di sekitar Pasar Gede. Panitia pun telah menyediakan ribuan kue keranjang lainnya.