Tari Bedhoyo Ketawang, Tarian Sakral untuk Raja-Raja Mataram

Tari Bedhoyo Ketawang, Tarian Sakral untuk Raja-Raja Mataram

0

Tari Bedhoyo Ketawang dinilai sangat sakral dan politis. Kitab Wedbapradangga menganggap bahwa pencipta Bedhoyo Ketawang adalah Sultan Agung dan Kanjeng Ratu Kencanasari (Kanjeng Ratu Kidul). Awalnya, tarian ini dipertunjukan saat penobatan raja baru dan setiap tahun sekali untuk memperingati penobatan raja tersebut.

sewa mobil online

Pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Paku Buwono XII, Tari Bedhoyo Ketawang tetap dipertunjukan sebagai sebuah warisan budaya. Adapun nilai-nilai aslinya yaitu dari aspek mistik maupun politik telah bergeser dan bertransformasi. Penyajian tarian ini pun diselenggarakan tiap hari kedua bulan Ruwah.

Baca :   Beli Batik? Di Pusat Grosir Solo Aja!

Pada mulanya, Tari Bedhoyo Ketawang diperagakan oleh tujuh orang perempuan. Namun, pada perkembangannya, kini, tarian ini diperagakan oleh sembilan orang perempuan. Seluruh penari memakai busana Dodot Ageng bermotif Banguntulak alas-alasan.

Dibandingkan dengan tarian lainnya, misalnya Srimpi, penyajian Tari Bedhoyo ketawang lebih halus dan tanpa disertai tepuk tangan maupun perkataan. Gamelan yang mengiringi tari ini yaitu gamelan Kyai Kaduk Manis dan Kyai Manis Renggo.

Baca :   Ngarsopura Night Market Solo, Pasar Tiban Ala Orchid Road

Sebagai suatu tarian, Bedhoyo Ketawang bukanlah suatu tarian hanya untuk tontonan semata. Sifat tarian ini sangat resmi, khusus, dan kudus. Selama berlangsungnya tarian, tidak ada hidangan yang disajikan serta seluruh orang yang berada dalam area tersebut dilarang merokok.

sewa mobil online