Ziarah ke Tempat Peristirahatan Terakhir Raja-raja Palembang di Kawah Tengkurep

Ziarah ke Tempat Peristirahatan Terakhir Raja-raja Palembang di Kawah Tengkurep

0

Fakta Cepat Mengenai Kawah Tengkurep:

sewa mobil online
  1. Dibangun tahun 1728, bersamaan dengan Masjid Agung Palembang
  2. Tempat peristirahatan terakhir Sultan Mahmud Badaruddin dan empat istrinya
  3. Terdiri dari empat cungkup makam Raja Palembang dan kerabat
  4. Peziarah datang mendoakan Para Sultan Palembang
  5. Tiap bulan Syaban diadakan Ziarah Kubro di Kawah Tengkurep

Selayang Pandang

Kawah Tengkurep adalah sebuah tempat wisata religi di Palembang. Alamatnya di 3 Ilir, Ilir Tim. II, Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan. Kawah Tengkurep adalah tempat peristirahatan terakhir alias makam khusus bagi raja, abdi dalem, dan keturunan-keturunannya.

Nama “Kawah Tengkurep” berasal dari kata “Kawah” dan “Tengkurep/Tekureb”. Arti kata Kawah adalah suatu alat menyerupai wadah untuk menanak nasi. Sedangkan Tengkurep/Tekureb adalah istilah untuk menyebut sesuatu yang terbalik. Jika digabungkan, secara harfiah, Kawah Tengkurep berarti wadah terbalik untuk makam dan tempat pertemuan para wali dan sunan.

Baca :   Wisata Air di Fantasy Island Palembang

Kompleks makam Kawah Tengkurep dibangun pada tahun 1728 bersamaan dengan pembangunan Masjid Agung Palembang. Kawah ini dibangun dengan menggunakan tiga unsur; putih telur, batu, dan kapur pasir. Kawah seluas sekitar 1 hektare ini terdiri dari enam bangunan makam (cungkup) dengan rincian sbb. (sumber: palembanghistory):

Cungkup I : 

  1. Sultan Mahmud Badaruddin I (wafat tahun 1756 M)
  2. Ratu Sepuh, istri pertama yang berasal dari Jawa Tengah
  3. Ratu Gading, istri kedua yang berasal dari Kelantan (Malaysia)
  4. Mas Ayu Ratu (Liem Ban Nio), istri ketiga yang berasal dari Cina
  5. Nyimas Naimah, istri keempat yang berasal dari I Ilir (Guguk Jero PagerKota Palembang Lamo)
  6. Imam Sayyid Idrus Al Idrus dari Yaman Selatan (Guru Spiritual Sultan).

Cungkup II :

  1. Pangeran Ratu Kamuk (wafat tahun 1755 M)
  2. Ratu Mudo (istri P. Kamuk)
  3. Sayyid Yusuf Al Angkawi (Imam/ Guru penasihat Sultan)
Baca :   Candi Bumiayu : Situs Peninggalan Agama Hindu di Sumatra Selatan

Cungkup III :

  1. Sultan Ahmad Najamuddin (wafat tahun 1776 M)
  2. Masayu Dalem (istri Najamuddin)
  3. Sayyid Abdur Rahman Maulana Tugaah (imam Sultan dari Yaman)

Cungkup IV :

  1. Sultan Muhammad Bahauddin (wafat tahun 1803 Masehi)
  2. Ratu Agung (istri Bahauddin)
  3. Datuk Murni Hadad (Imam Sultan dari Arab Saudi)
  4. Beberapa makam lain yang tidak terbaca namanya

Masih dalam satu kompleks makam tetapi di luar keempat cungkup tersebut, ada beberapa makam juga. Salah satunya adalah makam Susuhunan Husin Diauddin. Tokoh masyarakat ini sebelumnya dimakamkan di Krukut namun kemudian dipindahkan ke Palembang. Dia meninggal di Jakarta, 4 Juli 1826 saat menjalani hukuman pembuangan oleh Belanda.

Ritual Ziarah Kubro Doakan Para Pemimpin Palembang

Pengunjung Kawah Tengkurep biasanya mengadakan ritual ziarah. Dalam ajaran Islam, adalah syirik jika seseorang meminta sesuatu kepada kuburan/orang yang sudah meninggal. Para peziarah Kawah Tengkurep tidak melakukan hal-hal tersebut. Mereka berziarah untuk mendoakan para Sultan dan kerabat karena mereka juga merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia.

Baca :   Hutan Wisata Punti Kayu : Paru-paru Kota Palembang

Pada waktu tertentu, yaitu bulan Syaban, Kota Palembang menggelar Ziarah Kubro. Acara tersebut adalah haul besar yang diikuti para ulama dari dalam dan luar negeri. Mereka berbondong-bondong datang ke Kawah Tengkurep untuk mendoakan tokoh-tokoh masyarakat yang dimakamkan di Kawah Tengkurep.


Sewa mobil di Palembang sekarang jadi mudah dengan aplikasi DOcar – Solusi Sewa Mobil Pilihan Anda. Unduh aplikasi DOcar tanpa dipungut biaya alias GRATIS di Google PlayStore. Pastikan Anda membagikan artikel ini ke keluarga dan teman-teman Anda jika Anda mendapati artikel ini menambah wawasan umum Anda; karena ilmu tidak akan habis walau dibagi.


sewa mobil online