Pasar Klewer adalah pusat perdagangan produk tekstil terbesar se-Jawa Tengah. Didirikan pada 9 Juni 1970, para pedagang dari luar kota Solo seperti Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya banyak membeli dagangan di tempat bersejarah ini.
Pada tahun 1942, jaman penjajahan Jepang, Pasar Klewer telah menjadi simbol dan jantung perekonomian Kota Solo. Lokasinya yang sangat dekat dengan pemberhentian kereta api membuat para pedagang kerap kali mendengar suara terompet kereta (Slompret). Suara tersebut menginspirasi penamaan Pasar Klewer yang dulunya bernama Pasar Slompretan itu.
Para pedagang dulunya menggelar dagangan hingga ke Supit Urang. Pedagang-pedagang kaki lima itu meletakkan kain-kain batik dagangannya di bahu. Hal tersebut membuat kain-kain menjuntai tidak rapi atau “nglewer”. Sebutan itulah yang mengilhami nama Pasar Klewer.
Pasar Klewer menjual aneka baju dan aksesoris batik. Sebagai tempat jual-beli tradisional, budaya tawar-menawar pun bisa dilakukan di sini.
Salah satu aset kebudayaan Kota Solo itu terbakar pada malam akhir tahun 2014, tepatnya pada 27 Desember 2014. Api baru bisa dipadamkan beberapa hari sesudah kejadian. Kondisi pasar pun sudah terbakar habis. Sembari menunggu pembangunan kembali oleh Pemerintah Kota Surakarta, para pedagang beraktivitas di Alun-alun Solo di kios darurat. Letak Alun-alun sangat dekat dengan Pasar Klewer.
Alamat : (asli) sebelah barat Keraton Surakarta, (darurat) alun-alun utara
No. Telp : –
Jam Buka : 09.00-16.30 WIB